Mengenal Penyakit Reumatik Autoimun

Penyakit autoimun menjadi istilah yang semakin sering diperbincangkan dan mendapat perhatian khusus dalam beberapa tahun terakhir ini. Melalui artikel ini, mari, kita mengenal tentang penyakit tersebut.

Autoimun merupakan kelainan saat system imun/pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari benda asing, justru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Kondisi ini disebabkan gangguan genetic dan factor pencetus dari lingkungan, yaitu infeksi virus, radikal bebas, bahan kimia tertentu dan hormonal.

Penyakit autoimun dapat mengenai satu organ saja, misalnya diabetes mellitus tipe 1 (organ pancreas), penyakit Graves (kelenjar tiroid) dan vitiligo (kulit). Namun, autoimun juga bisa mengenal tubuh secara luas, misalnya pada reumatik autoimun seperti lupus, artritis rheumatoid, penyakit Sjogren, maupun sklerosis sistemik yang menyerang jaringan ikat pada kulit, sendi, mata, hingga organ dalam (paru-paru, ginjal, pembuluh darah dan lain-lain).

Gejala penyakit reumatik autoimun, antara lain nyeri peradangan sendi dan bisa disertai gelaja organ lain yang terkena. Nyeri sendi yang perlu diwaspadai terkait autoimun adalah nyeri kronik (di atas 6 minggu) yang timbul pada saat istirahat, terdapat kaku pagi hari lebih dari 1 jam, dan membaik dengan aktivitas fisik.

Jenis sendi yang terkena pun beragam. Pada lupus, penyakit Sjogren dan artritis rheumatoid sering kali terjadi di sendi-sendi kecil (jari tangan, kaki) sedangkan pada ankylosing spondylitis mengenai tulang belakang hingga panggul.

Jika mengalami gejala nyeri sendi seperti ciri-ciri tadi, segera memeriksakan diri ke dokter (ahli penyakit dalam/reumatologi) untuk melakukan deteksi dini. Meskipun telah tersedia berbagai tes laboratorium untuk penyakit autoimun, diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya dengan hasil tersebut.

Diagnosis yang tepat pada awal munculnya penyakit dapat menghindarkan pasien dari terjadinya kecacatan sendi maupun komplikasi serius lainnya. Pengobatan autoimun dimulai sejak dini dan dapat bersifat jangka panjang guna mencapai remisi (kondisi stabil, tidak kambuh). Semoga kita semua senantiasa sehat.

Artikel karya dr. Cindy, MBiomed, SpPD-KR dan Marcelvina Mutiara P., SKed ini telah terbit di Harian Kompas pada 02 Maret 2025.

 

 

Ditinjau oleh : dr. Cindy, MBiomed, SpPD-KR dan Marcelvina Mutiara P., SKed

Share

Kategori

Layer_1(11)
Reservasi
Scroll to Top