Anyang-anyangan, Peringatan Adanya Infeksi Saluran Kemih

Pasien Bernama Rina (28) merasakan sensasi panas seperti terbakar setiap kali buang air kecil (BAK). Ia mengira itu efek makanan pedas atau kurang minum. Dua hari berlalu, rasa tak nyaman ini disusul demam tinggi dan nyeri tajam di punggung bawah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri dari saluran kemihnya sudah menyebar ke ginjal. Kisa itu Cuma ilustrasi salah satu dari jutaan orang yang sering mengabaikan gejala infeksi saluran kemih (ISK). Menurut data di Indonesia, jumlah penderita ISK mencapai 90-100 kasus per 100 ribu penduduk setia tahunnya. Perempuan menjadi kelompok populasi dengan kasus ISK tertinggi di seluruh dunia. 

Umumnya ISK disebabkan bakteri Eschericia coli (E coli) yang masuk ke sistem saluran kemih. Bakteri ini biasa hidup di usus dan bermanfaat bagi sistem pencernaan. Namun, jika bakteri ini bermigrasi ke uretra (saluran kemih atas) dan menimbulkan gejala yang lebih berat. 

Gejala ISK sering luput karena terkadang gejala yang muncul ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Keinginan buang air kecil yang tak tertahankan meski hanya sedikit urine yang keluar, sesasi perih saat buang air kecil (anyang-anyangan) atau urine yang berubah keruh dan berbau menyengat merupakan tanda awal ISK. 

Infeksi yang sudah mencapai ginjal akan menimbulkan gejala yang lebih berat dan dapat disertai demam menggigil, mual dan nyeri pinggang. Jika ISK disertai dengan gejala berat, diperlukan penanganan sgera dan pemantauan ketat karena infeksi yang terjadi dapat mengganggu fungsi ginjal. 

Mengapa perempuan rentan terkena ISK? Ini disebabkan anatomi uretra perempuan hanya sepanjang 5 sentimeter, lebih pendek daripada pria. Akibatnya, bakteri mudah mencapai kandung kemih. Letak uretra yang berdekatan dengan anus dan vagina juga meningkatkan risiko kontaminasi. Fase kehamilan dan menopause semakin memperparah kerentanan ini karena adanya perubahan hormone pada tubuh. Meski lebih jarang, ISK pada pria sering menjadi pertanda masalah yang lebih serius. Pembesaran prostat, batu ginjal, atau adanya kelainan lain bisa jadi pemicunya. Pada anak-anak, kebiasan menahan BAK, kurang menjaga kebersihan atau kelainan bawaan menjadi faktor risiko utama. 

Secara alami, tubuh dapat mengeluarkan bakteri dari saluran kemih dengan sendirinya melalui berkemih atau buang air kecil. Minum air putih 2-3 liter sehari membantu “membilas” bakteri dari saluran kemih sebelum mereka sempat berkembang biak. Jangan biasakan untuk menahan urine jika sudah ada sensasi untuk BAK. 

Khusus untuk perempuan, perlu diperhatikan bagaimana cara membersihkan area anus setiap kali BAB. Pastikan Gerakan tangan dari depan ke belakang agar bakteri dari saluran cerna tidak bermigrasi ke daerah kemaluan. Hindari produk kewanitaan berparfum atau celana dalam ketat yang meningkatkan kelembaban. Hindari juga pemakaian pantyliner terlalu sering dan jagalah kebersihan toilet. Bagi yang aktif secara seksual, BAK segera setelah berhubungan intim adalah wajib untuk membilas bakteri yang mungkin masuk. 

Jika Langkah pencegahan sudah dijalani tetapi masih menunjukkan gejala ISK, segera konsultasi ke dokter. Pemeriksaan urine sederhana bisa mengonfirmasi diagnosis dan pemberian antibiotik yang tepat dapat mengatasi ingeksi. Jangan menggunakan antibiotic tanpa pemeriksaan dokter. Sebab, bakteri yang lolos bisa bermutasi menjadi resisten sehingga membuat infeksi berikutnya menjadi lebih sulit diobati. 

 

Artikel karya dr. Renandha Septaryan Y. ini telah terbit di Harian Kompas pada 11 Mei 2025. 

Share

Kategori

Layer_1(11)
Reservasi
 

You cannot copy content of this page

Scroll to Top