Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Di tahun 2022, bahkan, kanker payudara menduduki posisi pertama dalam daftar kasus kanker terbaru pada pria dan wanita, dengan jumlah 66.271 kasus atau setara 16,2 persen. Lantas, apa yang menyebabkan kasus kanker payudara bermunculan? Benarkah ini merupakan penyakit genetika? Simak ulasannya dalam kelanjutan artikel ini.
Mengenal Kanker Payudara
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel kanker di payudara berkembang biak dan membentuk tumor. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara bersifat invasif, artinya tumor dapat menyebar dari payudara ke bagian atau organ lain di tubuh penderitanya.
Meski umumnya terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas, penyakit ini juga dapat menyerang wanita berusia di bawah 50 tahun maupun para laki-laki.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Ahli medis masih belum dapat memastikan apa yang memicu perubahan sel-sel kanker di payudara hingga berkembang biak dan membentuk tumor. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor risiko berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara:
- Usia: 55 tahun atau lebih.
- Jenis kelamin: wanita jauh lebih berisiko dibanding pria.
- Riwayat keluarga: individu dengan orang tua, saudara kandung, anak, atau kerabat dekat yang memiliki kanker payudara lebih berisiko.
- Genetika: sekitar 15 persen orang dengan kanker payudara mendapatkan penyakit ini karena mereka mewarisi mutasi genetik.
- Merokok: perokok dikaitkan berisiko mendapatkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.
- Mengonsumsi minuman beralkohol: semakin tinggi konsumsi alkohol, semakin tinggi risikonya.
- Obesitas: penumpukan lemak tubuh dapat mempengaruhi kadar hormon yang berperan dalam perkembangan kanker payudara.
- Paparan radiasi. Orang yang pernah menjalani terapi, terutama di kepala, leher, atau dada, berisiko menderita kanker payudara.
Genetika Kanker Payudara
Berdasarkan pemaparan tentang faktor risiko kanker payudara di atas, mutasi genetik memang menjadi salah satu pemicu kanker payudara. Istilah “genetika kanker payudara” sebetulnya merujuk pada gen yang akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara ketika gen tersebut mengalami perubahan (mutasi).
Pasalnya, proses mutasi gen kanker payudara akan menghentikan fungsi beberapa gen alami yang melawan kanker, terutama ketika individu tersebut tidak memiliki seluruh sistem gen yang melindungi tubuhnya dari kanker.
Adapun gen kanker payudara yang paling umum mengalami mutasi adalah BRCA1 dan BRCA2. Selain kedua gen ini, ada pula gen PTEN dan sekitar 14 gen lainnya. Meski demikian, persentase genetika kanker payudara yang terwariskan dari salah satu orang tua biologis berada di angka 15 persen saja.
Tanda dan Gejala Awal Kanker Payudara
Tanda merujuk pada indikasi objektif atau yang terlihat oleh mata dari suatu penyakit. Sementara gejala merupakan pengalaman subjektif yang dilaporkan setiap individu. Berikut adalah tanda dan gejala awal kanker payudara yang paling umum terjadi:
- Puting yang tertarik ke dalam atau memiliki posisi terbalik
- Perubahan tekstur kulit di sekitar payudara
- Perubahan ukuran, bentuk, atau kontur payudara
- Puting mengeluarkan cairan (dapat berwarna bening, merah, cokelat, atau kuning)
- Puting membengkak
- Ruam atau kemerahan, iritasi kulit, atau gatal di payudara yang tidak jelas penyebabnya
- Nyeri di payudara atau puting
- Adanya benjolan sebesar kacang polong di sekitar tulang selangka atau ketiak
- Adanya benjolan di sekitar payudara yang bertahan selama siklus menstruasi
Demikianlah ulasan tentang kanker payudara, mulai dari faktor risiko, genetika, hingga tanda dan gejala awalnya. Apabila Anda atau kerabat Anda ingin memeriksa tanda dan gejala awal kanker payudara, Anda dapat melakukan pengecekan fisik (mamografi) atau berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Onkologi di rumah sakit umum Jakarta RS St. Carolus.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi kami dapat menangani berbagai jenis kanker dan tumor, dengan dokter-dokter spesialis berpengalaman dalam bedah kanker payudara, saluran cerna, dan tiroid. Dokter-dokter kami juga melakukan pendekatan terintegrasi dengan tim multidisiplin untuk hasil pengobatan yang sempurna.

