ANJURAN social distancing atau physical distancing, work from home (WFH), atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) intinya adalah tinggal di rumah. Anjuran itu bertujuan untuk mengurangi penyebaran Covid-19, yang sudah menjadi pandemi saat ini. Banyak hal yang bisa dikerjakan di rumah, tetapi kecukupan dan variasi makanan menjadi salah satu elemen yang bisa menenangkan, terutama jika terdapat anak-anak.
Berikutnya adalah menyiasati variasi makanan yang akan disajikan selama masa karantina tadi. Jika harus makan 3 kali sehari, 2 kali selingan, rasanya kerja kita hanya makan. Belum lagi lapar, sudah tiba waktu makan. Padahal, perlu waktu untuk menyiapkannya. Membuat daftar menu untuk 5, 6, atau 8 hari bisa dicoba. Bukan menu untuk satu pekan, supaya sayur asam tiap Senin atau tumis kangkung tiap Selasa bisa dihindari. Membuat menu yang bervariasi akan membuat rasa keingintahuan menu apa yang akan disajikan. Bisa juga membuat menu berdasarkan kesepakatan keluarga.
Setelah itu, susun daftar belanja. Kemudian belanjalah dengan catatan sehingga kita tidak perlu lama di pasar atau supermarket dan jangan lupa kenakan masker dan cuci tangan sesampai di rumah.
Bahan makanan yang akan disiapkan haruslah memenuhi kaidah gizi seimbang yaitu, mengandung karbohidrat (nasi, mi, roti, kentang, tepung, dan lain-lain), protein (ikan, ayam, daging, udang, cumi, telur, dan lain-lain), lemak (susu, keju, minyak, santan), sayur, dan buah.
Saat bersama anggota keluarga selama karantina, selalu mulailah dengan sarapan. Sarapan bisa dengan makanan yang ringan, misalnya bubur kacang hijau/bubur sumsum/havermouth/roti bakar isi selai dengan 1 gelas susu dan 1 butir telur rebus. Masa karantina ini adalah baik untuk membiasakan anakanak yang tidak biasa makan pagi untuk belajar sarapan. Makan siang dengan nasi, semur daging, tumis kangkung, dan tempe goreng. Makan malam dengan nasi dan sup kepala ikan kakap. Agar tidak merasa terlalu kenyang dan kecukupan vitamin dan mineral terpenuhi, makanlah buah sebagai selingan pagi dan sore hari.
Semua makanan yang akan dikonsumsi sebaiknya dimasak sesaat sebelum disantap. Meraciknya bisa sekaligus, tetapi untuk yang akan dimakan siang atau sore hari dapat disimpan di kulkas untuk kepraktisan ibu bekerja.
Pilihlah buah segar, tidak harus buah tertentu. Semua buah dapat dimakan berganti-ganti agar tidak membosankan. Demikian juga sayur.
Bagaimana dengan makanan kemasan, mi instan, makanan kaleng, sosis, bakso, atau nugget, apakah bisa dikonsumsi? Kecuali Anda sedang diet rendah garam, diet rendah kalium, atau disarankan dokter untuk diet makanan tertentu, makanan tadi boleh dimakan sebagai variasi menu. Mi instan, misalnya, dapat ditambahkan bakso, tempe, sayuran, dan tomat. Sarapan dengan nasi dan nugget goreng juga bisa dilakukan.
Waktu karantina ini juga baik untuk melatih anak-anak menyiapkan makanan: dari cara memasak sampai menghidangkannya. Pada hari-hari biasa, mereka mungkin tidak punya waktu untuk belajar memasak. Dengan mengetahui bagaimana memilih dan mengolah makanan, anak-anak akan lebih menghargai makanan tersebut dan tidak menjadi anak yang pemilih dalam makanan (picky eater).
Tinggal di rumah dengan kegiatan yang tidak sebanyak di luar, apalagi rumah berpendingin udara, kita kadang lupa untuk mengonsumsi air putih. Rasa haus mungkin tidak terasa, karena itu tetap sediakan air putih sebanyak 2 liter (setara 8 gelas) untuk tiap orang di rumah, anak-anak maupun orang dewasa.
Di luar urusan makanan dan minuman tadi, mandi, berolahraga atau aktivitas fisik (sesederhana menyapu halaman atau mengepel lantai) juga harus dilakukan setiap hari. Menyapu halaman pada pagi hari memiliki dua keuntungan: halaman bersih dan badan menerima aktivasi vitamin D akibat terjemur di bawah panas matahari. Semoga Anda sehat senantiasa.