KOTA Depok beberapa waktu lalu dihebohkan dengan Kasus Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang melanda 262 penduduk di kota itu, dengan sebagian besar penderitanya adalah siswa sekolah menengah pertama (SMP). Sebelum KLB di Depok, kasus serupa juga terjadi di Bogor dan Pacitan.
Cara penularan penyakit ini adalah dari orang ke orang melalui rute fecal oral. Infeksi terutama melalui air, dan makanan, termasuk susu, sayuran mentah dan makanan yang tidak dimasak dengan baik.
Virus penyebab penyakit sering ditemukan dalam feses penderita. Jumlah terbanyak pada minggu-minggu sebelum terjadinya gejala dan menghilang setelah gejala timbul sehingga apabila tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar, virus akan menempel dan menyebabkan penularan dari satu orang ke orang lain.
Gejala penyakit ini umumnya dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
- Fase prodormal. Gejala yang pertama muncul adalah badan lemas, mual dan muntah, demam yang tidak terlalu tinggi, umumnya < 39,5 derajat celsius, nyeri di seluruh badan disertai dengan nyeri kepala.
- Fase ikterik. Muncul 5–10 hari setelah infeksi. Pada fase ini, mata terlihat kuning, urine berwarna gelap, dan feses yang berwarna pucat. Sebanyak 70–85 persen penderita dewasa ditandai dengan mata yang terlihat kuning, tetapi gejala ini tidak begitu nyata pada anak-anak dan bayi. Nyeri perut hingga gatal pada badan umumnya dikeluhkan 40 persen pasien.
- Fase penyembuhan. Ditandai dengan menghilangnya kuning pada mata dan membaiknya nafsu makan. Perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi setelah 9 minggu.
Pada banyak kejadian, tidak ditemukannya gejala-gejala tadi seperti tidak adanya ikterik terutama pada anak-anak. Adanya penyakit hanya mungkin diketahui melalui pemeriksaan laboratorium (tes fungsi hati), kadar IgM terhadap hepatitis A yang tetap ada dalam serum penderita selama 6 minggu sampai 6 bulan setelah kejadian.
Pengobatan hepatitis A umumnya bersifat simptomatik atau mengurangi keluhan yang dirasakan karena hepatitis A termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan memberikan imunitas.
Penyuluhan kesehatan masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan penekanan pada sanitasi, pembuangan feses dan cara mencuci tangan untuk mencegah penularan melalui fecal oral. Jangan minum air dari sumber yang tidak bersih dan masak atau cuci makanan sampai bersih sebelum dimakan.
Pemberian vaksin sangat efektif dalam pencegahan hepatitis A. Ada dua macam produk untuk mencegah hepatitis A. Imunoglubulin dan imunisasi hepatitis A. Imunoglobulin memberikan perlindungan segera terhadap infeksi, tetapi hanya ampuh selama 3 bulan, sedangkan imunisasi hepatitis A memerlukan waktu 2 minggu untuk mulai bekerja, tetapi memberikan perlindungan hingga 20 tahun. Imunisasi hepatitis A dianjurkan pada seseorang yang akan bepergian ke daerah dengan angka hepatitis A yang tinggi, orang yang rentan terkena infeksi seperti pada penderita penyakit hati kronik. Vaksinasi hepatitis A saat ini belum menjadi imunisasi wajib pada balita, tetapi disarankan untuk diberikan pada anak-anak yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk. Vaksin hepatitis A diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 6 bulan.