
Normalnya, lengkungan tulang belakang seseorang berada di kisaran 25-45 derajat. Namun, pada penderita kifosis, kelengkungannya bisa meningkat menjadi 50 derajat sehingga menyebabkan postur tubuh terlihat membungkuk. Menurut informasi dari Cleveland, sekitar 20%-40% orang dewasa berusia di atas 60 tahun mengalami hiperkifosis atau kifosis parah dan kurang dari 8% anak usia sekolah di Amerika Serikat diketahui mengalami kifosis.
Lantas, apa yang dimaksud dengan kifosis? Seperti apa gejala dan penyebabnya? Selengkapnya bisa dicek di sini!
Pengertian Kifosis
Kifosis merupakan kondisi ketika tulang belakang melengkung sehingga menyebabkan punggung bagian atas yang berada di dekat toraks menjadi melengkung ke depan. Kelengkungannya dapat menyebabkan seseorang tampak membungkuk. Biasanya, kondisi ini kerap disebut hunchback (punuk) atau roundback (punggung membulat).
Kifosis terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
- Postural kyphosis: terjadi ketika masa remaja dan disebabkan karena postur tubuh yang salah. Misalnya, membawa tas yang terlalu berat, bersandar dengan posisi terlalu membungkuk, dan lainnya. Biasanya, jenis ini lebih sering menyerang remaja perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk kelengkungannya mencapai 50 derajat atau bahkan lebih.
- Scheuermann’s kyphosis: terjadi sebelum masa puber atau berada di masa pertumbuhan. Namun, kelengkungan pada tulang belakang akan terlihat jelas ketika penderitanya sudah memasuki usia remaja. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita tidak mampu berdiri lurus. Pada sebagian kasus, kondisinya dapat menimbulkan nyeri di bagian punggung.
- Congenital kyphosis: terjadi saat masih berada di dalam kandungan dan kondisinya dapat memburuk seiring pertumbuhan. Untuk penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara pasti, namun kelainan gen diduga menjadi pemicunya. Dugaan ini muncul karena beberapa penderita yang mengalami kondisinya memiliki keluarga dengan kondisi serupa.
Penyebab Kifosis
Berikut merupakan beberapa penyebab yang dapat memicu kifosis:
- Genetik: seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat kifosis akan sangat berpeluang menderita kifosis. Hal ini karena gen tertentu dapat memengaruhi perkembangan tulang belakang.
- Osteoporosis: kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan kepadatan tulang sehingga mengakibatkan tulang lebih mudah patah dan rapuh. Bahkan, di sebagian kasus, kifosis menyebabkan tulang belakang kehilangan kekuatan dan kepadatannya.
- Postur tubuh: memiliki postur tubuh yang buruk misal terlalu membungkuk ketika bermain handphone atau komputer, membawa tas sekolah yang berat, dan sebagainya. Umumnya, kondisi ini rentan dialami anak-anak di masa pertumbuhan.
- Trauma atau cedera: mengalami trauma maupun cedera di bagian tulang belakang sehingga mengakibatkan terjadi perubahan bentuk, terutama pada struktur tulang belakang. Kondisi ini umumnya dipicu karena jatuh, kecelakaan, dan lainnya.
- Tumor tulang: menderita penyakit tulang seperti kanker atau tumor tulang yang berkembang di sekitar tulang belakang sehingga memengaruhi struktur di bagian tulang.
Gejala Kifosis
Adapun gejala yang akan dirasakan ketika menderita kondisi ini, antara lain:
- Mudah kelelahan
- Punggung nyeri atau kaku
- Otot hamstring terasa kencang
- Perbedaan pada tinggi tulang belikat
- Kepala lebih maju ke depan dari tubuh lain
- Perbedaan tinggi pada bagian bahu kiri dan kanan
- Punggung tampak miring terutama saat membungkuk
Bahkan, jika kondisinya memburuk dapat menyebabkan gejala lain seperti kaki mengalami kesemutan, kaku, dan terasa lemah; kesulitan ketika menarik napas; serta terjadi perubahan pada kebiasaan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
Tips Mengatasi Kifosis
Beberapa tips yang bisa diterapkan untuk membantu mengurangi kifosis dan memperbaiki postur tubuh, yakni:
- Saat duduk pastikan punggung lurus dan bahu tidak melengkung ke depan serta gunakan kursi yang ada sandaran.
- Lakukan peregangan untuk memperkuat otot punggung seperti wall angels, superman exercise, child’s pose, dan lainnya.
- Gunakan penyangga punggung atau back brace yang dapat membantu memperbaiki lengkungan tulang belakang.
- Pakai ransel dengan dua tali bukan tas selempang yang satu tali dan pastikan bobot tasnya tidak terlalu berat.
Demikian penjelasan mengenai kifosis, kelainan yang dapat menyebabkan tulang belakang menjadi maju ke depan. Lantas, kapan sebaiknya ke dokter? Pemeriksaan bisa dilakukan jika mengalami gejala-gejala di atas. Untuk pemeriksaan bisa dilakukan di Rumah Sakit St. Carolus yang memiliki layanan unggulan, yaitu St. Carolus Bone and Joint Center.
Beberapa kondisi yang ditangani oleh spesialis tulang belakang Rumah Sakit St. Carolus ini antara lain cedera muskuloskeletal, tulang belakang, lutut dan panggul, ekstremitas bawah, ekstremitas atas, bahu, siku, tangan, tumor muskuloskeletal, dan lainnya. Untuk informasi lebih lengkapnya bisa dicek di sini!