SETELAH membahas mengenai berbagai fenomena nyeri kaki pada penari pada umumnya di edisi lalu, minggu ini fokus artikel pada penari balet. Penari tidak ubahnya dengan atlet olahraga. Latihan yang intens untuk tampil dengan performa terbaik tidak jarang menyebabkan cedera sendi dan muskuloskeletal dan tiga puluh persen keluhan dapat terjadi pada sendi kaki.
Balet dan cedera kaki
Pada umumnya, pebalet memulai karier atau hobinya sejak usia sangat muda, sehingga kelenturan badan sudah ada dan tidak semudah itu mengalami cedera. Namun, gerakan repetitif yang dilakukan dalam jangka panjang dapat memicu cedera dan nyeri sendi. Apa saja cedera sendi yang sering terjadi pada pebalet?
Dancer’s heel
Dalam istilah orthopaedi, kondisi ini dikenal dengan nama posterior ankle impingement syndrome. Kondisi ini paling sering terjadi pada pebalet atau pelari akibat posisi sendi kaki berjinjit (dalam istilah medis disebut plantarfleksi) secara rutin dalam jangka panjang. Posisi plantarfleksi paksa (forced plantarflexion) pada pebalet dalam gerakan en-pointe atau demi-pointe selama menahun dapat menyebabkan penekanan kronis pada area sendi belakang kaki. Gejala utamanya adalah nyeri dan berkurangnya performa saat menari.
Posisi en-pointe atau demi-pointe dalam balet dapat memicu terjadinya keluhan the dancer’s heel.
Bunion (hallux valgus) merupakan perubahan bentuk sendi ibu jari kaki menjadi menonjol akibat penggunaan sepatu tari yang sempit (pointed shoe) dalam jangka panjang. Umumnya tidak terjadi mendadak, tetapi seiring dengan waktu, iritasi terjadi antara sendi ibu jari dan menimbulkan radang menahun.
Dancer’s fractures, yaitu cedera atau patah tulang jari kaki kelima akibat loncatan tinggi dan mendarat dalam posisi yang tidak tepat. Gejalanya sakit, nyeri, dan bengkak yang berkepanjangan.
Tenosinovitis (trigger toe), yaitu radang atau penjepitan di selaput urat sehingga urat tidak bisa berjalan dengan mulus di salurannya. Paling sering terjadi pada ibu jari kaki akibat posisi menahan badan menahun. Gejalanya gerakan ibu jari kaki terasa kaku, terkunci, atau gerak terasa mengganjal.
Sesamoiditis/turf toe, yaitu nyeri pada bantalan atau telapak kaki akibat radang menahun karena gerakan tari yang terpusat menahan badan dengan posisi berjinjit.
Hammer toe atau perubahan bentuk jari kaki akibat penekanan sepatu sempit dalam jangka panjang. Jari kaki menjadi bengkok dan tidak jarang menimbulkan penekanan dan kapalan sehingga mengganggu penari dalam mencari sepatu yang tepat.
Achilles Tendinopathy atau radan tendon di atas tumit akibat gerakan repetitif melompat dan mendarat selama bertahun-tahun. Bila disertai dengan penumbuhan tulang baru di sekitar tumit (bony spur), tidak jarang nyeri disertai dengan bengkak dan benjolan yang mengganggu saat menggunakan sepatu tertutup.
Kenali keluhan yang ada pada sendi dan kaki Anda dan diskusikanlah dengan tim dokter yang tepat untuk mengatasi gejala-gejala tersebut. Bila gejala di atas terdengar akrab dengan kondisi Anda, ini bukanlah akhir dari segalanya. Anda masih dapat menari, tetapi penyesuaian aktivitas, istirahat, dan berbagai modalitas terapi yang tepat harus dijalankan untuk bisa kembali menari balet.
Kami harap Anda sehat senantiasa.
Dapatkan info kesehatan RS St. Carolus di Harian KOMPAS setiap hari Minggu