Nutrisi Terbaik untuk Kesehatan Tulang

Apa yang harus kita makan supaya tulang sehat? Setelah membahas latihan fisik sebagai senjata utama untuk mendapatkan tulang belakang yang sehat, nutrisi menjadi topik yang juga kerap ditanyakan pasien. 

Postur tubuh yang membungkuk merupakan salah satu gejala tulang yang sudah mengeropos. Walaupun terapi dengan obat menjadi andalan dalam pencegahan risiko fraktur pada usia tua, tidak ada salahnya memulai dengan cara yang lebih praktis yaitu mengatur pola makan. 

Pada perempuan postmenopausal, asupan harian yang disarankan setidaknya kalsium 1.000 mg per hari, vitamin D 800 IU per hari untuk mempertahankan kadar serum 25-hidroksivitamin D >50 nmol/L, dan protein 1 gram untuk setiap kilogram berat badan. Mineral lainnya, seperti kalium (310-360 mg untuk perempuan dan 400-420 mg untuk pria) dan magnesium juga berperan penting untuk kesehatan tulang. Selanjutnya, ada vitamin K yang berfungsi dalam pembentukan matriks tulang dan vitamin C sebagai antioksidan (lihat gambar). 

Sumber terpenting kalsium dalam diet adalah produk olahan susu (susu, yoghurt, keju), ikan (terutama sarden dan tulangnya), sayuran dan buah (terutama kacang-kacangan dan biji). Keseimbangan kalsium sendiri umumnya diatur oleh vitamin D. 

Vitamin D sebanyak 80-90 persen berasal dari sintesis pada kulit setelah terpapar matahari, sedangkan 10-20 persen berasal dari sejumlah makanan seperti minyak ikan, jamur, dan produk olahan susu yang difortifikasi. Ingat, tidak ada satu pun makanan yang dapat menyediakan cukup vitamin D untuk memenuhi kebutuhan ini. Oleh karena itu, suplemen vitamin D dapat diberikan pada kasus yang khusus. 

Berbagai penelitian menunjukkan, pada populasi orang Asia, asupan kedelai dan ikan lebih tinggi daripada populasi Barat, serta terbukti memiliki insiden fraktur osteoporotik yang lebih rendah. Suplementasi isoflavone dan asam lemak omega-3 pun diketahui memperbaiki status kesehatan tulang pada perempuan Asia, misalnya pada perempuan pascamenopause di Jepang yang rutin mengonsumsi natto (kedelai terfermentasi). 

Secara umum, pembentukan pola diet yang baik dengan asupan tinggi buah, sayuran, produk olahan susu rendah lemak, kacang-kacangan, unggas, ikan, dan biji-bijian terbukti berefek positif pada kesehatan tulang dan menurunkan risiko patah tulang. Bila terdapat gejala seperti nyeri maupun perubahan bentuk tulang belakang, diperlukan penanganan yang lebih canggih. Untuk itu, konsultasikan segera kepada ahli ortopedi tulang belakang. (Bersambung) 

Artikel karya Dr. dr. Ifran Saleh, SpOT(K)Spine dan dr. Maria Florencia Deslivia, SpOT, PhD ini telah terbit di Harian Kompas pada 07 Januari 2024. 

Share

Kategori

Layer_1(11)
Reservasi
 

You cannot copy content of this page

Scroll to Top