Pedoman Pemberian ASI pada Bayi pada Masa Pandemi Covid-19

Oleh: dr. Elizabeth Yohmi, SpA

HINGGA dideklarasikan WHO sebagai pandemi pada 11 Maret 2020, data penularan Covid-19 selama kehamilan atau persalinan masih langka. Pedoman global yang dirilis WHO dan Unicef meyakini hingga saat ini belum ada bukti atau laporan kasus transmisi vertikal dari ibu ke janin. Dalam penelitian terbatas, belum ada temuan Covid-19 dalam ASI pada ibu menyusui yang terkonfirmasi positif. Kedua alasan tersebut memungkinkan ibu dengan Covid-19 untuk terus menyusui dan memberikan ASI.

WHO dan Unicef telah membuat beberapa panduan dan beberapa pesan kunci terkait menyusui di masa pandemi ini. Di antaranya, ASI menyediakan antibodi yang memberi bayi tambahan imunitas dan melindunginya dari banyak infeksi. Antibodi dan faktor bioaktif dalam ASI dapat melawan infeksi Covid-19, jika bayi terpapar. Inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif membantu bayi untuk berkembang, dengan manfaat menyusui melebihi potensi risiko penularan.

Rekomendasi WHO dan Unicef ini merupakan rekomendasi global. Ikatan Dokter Anak Indonesia sebagai organisasi profesi juga telah membuat rekomendasi. Pada kasus bayi sehat yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala berat akan dirawat terpisah sementara dari ibu, sampai ibu dinyatakan sembuh. ASI tetap diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI perah (tetapi tergantung berat ringannya kondisi ibu dan obat-obatan yang dikonsumsi). Pemberian ASI perah oleh petugas dengan APD yang sesuai.

Pada kasus bayi sehat yang lahir dari ibu tanpa gejala, bila ibu tetap menginginkan menyusui secara langsung, bayi sehat dirawat gabung dan bisa menyusu langsung dari ibu, dengan melaksanakan prosedur perlindungan saluran napas dengan baik, antara lain menggunakan masker bedah, gaun isolasi, menjaga kebersihan tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, dan rutin membersihkan area permukaan di mana ibu telah melakukan kontak. Untuk mengurangi risiko penularan karena tidak bisa menjamin prosedur perlindungan saluran napas dan pencegahan transmisi melalui kontak, bayi dapat diberikan ASI perah.

Penentuan apakah untuk sementara waktu perlu menempatkan ibu yang diketahui atau diduga terinfeksi Covid-19 dan bayinya di kamar terpisah harus dibuat berdasarkan kasus per kasus dengan mengutamakan pengambilan keputusan bersama antara ibu dan tim medis. Risiko dan manfaat menyusui, termasuk risiko menggendong bayi dalam jarak dekat dengan ibu, harus didiskusikan. Ibu sebaiknya juga dikonseling bahwa panduan ini dapat berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan. Jika pemisahan tidak dilakukan, langkah-langkah yang perlu diambil di ruang rawat gabung untuk mengurangi risiko penularan dari ibu ke bayi, meliputi hal-hal berikut ini.

* Menggunakan kontrol mekanik atau penghalang fisik (misalnya: tirai antara ibu dan bayi baru lahir) dan menempatkan bayi baru lahir berjarak 2 meter dari ibu.

* Ibu yang memutuskan untuk menyusui bayi langsung di payudara harus memakai masker bedah dan mempraktikkan kebersihan tangan sebelum menyusui.

* Jika ibu memilih tidak menyusui langsung dan tidak ada orang dewasa sehat yang hadir di ruangan untuk merawat bayi yang baru lahir, ibu harus mengenakan masker bedah dan mempraktikkan kebersihan tangan sebelum memompa atau memberikan ASI perah dan selama kontak dekat dengan bayi.

* Masker harus tetap digunakan selama kontak dengan bayi baru lahir.

* Fasilitas kesehatan dapat mempertimbangkan dokumentasi persetujuan formal (informed consent) tentang keputusan ibu terkait rekomendasi untuk pemisahan.

* WHO merekomendasikan pendampingan relaktasi untuk membantu bayi kembali menyusu langsung di payudara, setelah ibu dinyatakan sembuh.

Semoga Anda sehat senantiasa.

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.