Penyakit Hepatitis Akut Misterius

Penyakit hepatitis akut misterius atau yang belum diketahui penyebabnya pertama kali ditemukan di Inggris Raya pada bulan April 2022. Pada kejadian tersebut dilaporkan ada 10 kasus anak yang terkena dan semuanya menjalani perawatan di Rumah sakit setempat. Dilakukan penyelidikan lebih lanjut dalam upaya mengetahui penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan laboratorium namun tidak ada satupun kasus yang ditemukan infeksi virus Hepatitis A-E pada kasus tersebut. Kasus pun terus berkembang, hingga pada 8 April 2022 dilakukan pelacakan kasus lebih lanjut ternyata ditemukan 74 kasus di Inggris Raya dan 6 anak telah menjalani tranplantasi hati. Pada tanggal 21 April 2022 penyakit ini semakin meluas ke beberapa negara dan benua lain seperti Amerika, Eropa dan Asia, hingga pada  awal bulan Mei 2022 diketahui bahwa terdapat 3 kasus di Singapura dan ada beberapa kasus di Indonesia yg dicurigai mengarah ke hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Hingga saat ini, Mei 2022 diperkirakan sudah terdapat 450 kasus, dengan 11 kematian termasuk kasus dari Indonesia, Palestina dan Amerika.

Free Photo | Patient experiencing stomachache (freepik.com)

Cepatnya penyebaran penyakit tentunya membuat semua orang yang mendengar dan mengetahui berita ini menjadi gelisah dan sangat khawatir, belum lagi kondisi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum selesai meskipun semakin membaik. Kekhawatiran terutama terlihat jelas pada orangtua yang memiliki anak usia 16 tahun ke bawah, karena memang sampai saat ini diketahui bahwa kasus yg terkonfirmasi adalah pada anak dengan usia 16 tahun ke bawah.

Orangtua memang sewajarnya khawatir namun seyogyanya tidak menjadi panik berlebihan. Hingga saat ini ada beberapa kriteria klinis yang dapat kita waspadai yang mengarah ke penyakit hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui, yaitu bila ditemukan satu atau lebih gejala berikut ini: pewarnaan kuning di tubuh (dapat dilihat di sekitar mata dan kulit), sakit perut akut, diare akut, mual/muntah, penurunan kesadaran/kejang, lesu/malaise, nyeri tulang/sendi.

Bila mengalami gejala tersebut di atas sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat agar dapat dievaluasi dan di tata laksana dengan segera.

Selain identifikasi gejala secara cepat, upaya pencegahan tentunya merupakan hal yang tak kalah pentingnya, seperti yang sering kita dengar selama ini “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Berikut ini merupakan upaya yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir penularan, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Hal ini berupa penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan (mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir) dan menjaga kebersihan makanan (tidak jajan sembarangan), dan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Semoga dengan mengoptimalkan upaya pencegahan, kasus dapat ditekan dan anak- anak terselamatkan.

dr. Jeanne Laurensie Sihombing, Sp.A

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.