SIROSIS hati adalah suatu keadaan penyakit yang mengakibatkan cedera hati yang terjadi dalam jangka waktu lama dan menimbulkan kerusakan serius pada struktur hati. Akibatnya, kerja hati seperti produksl berbagai zat yang dibutuhkan tubuh dan fungsi penetralisasi zat racun yang masuk ke dalam tubuh menjadi berkuranq. Sirosis hati cenderung tidak mudah diobati. Penyaklt ini dapat berkembang sebagai akibat dari infeksi hepatitis B dan C menahun, penyakit hati karena konsumsi alkohol yang berlebihan, dan autoimun. Sirosis juga lebih sering terjadi pada orang dengan kelebihan berat badan (obesitas) dan perlemakan hati atau menumpuknya lemak di organ hati. Bila tidak diobati, sirosis hati dapat berujung pada komplikasi, berkembang menjadi kanker hati, hingga kematian.
Menurut Riset Kesehatan Oasar (Riskesdas, 2013), diperkirakan sebanyak 18 juta orang menderita hepatitis B dan 3 juta orang menderita hepatitis C di Indonesia. Sekitar 50 persen dari orang tersebut memiliki penyakit hati yang berpotensi kronis dan 10 persen nya menuju sirosis hati. Sementara itu, satu kasus sirosis hati membutuhkan biaya pengobatan sekitar Rp 1 miliar dan pengobatan kanker hati sekitar Rp 5 miliar dengan angka kesembuhan yang minimal. (Kemenkes, 2017)
Gejala sirosis hati umumnya berhubungan dengan komplikasinya. Pada tahap sirosis hati ringan, bisa tidak terlihat adanya gejala sama sekali. Jika sudah muncul gejala, kerusakan hati umumnya sudah meluas. Gejala sirosis hati, antara lain kehilangan selera makan, keletihan, kekurangan energi, dan mudah menqantuk; pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut atau edema; penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba; demam dan menggigil; sesak napas; kulit dan putih mata berwarna kuning atau sakit kuning (jaundice).
Komplikasi sirosis hati yang sering ditemukan, antara lain peritonitis bakterial spontan, yaitu infeksi cairan pada rongga selaput perut. Gejala yang dapat muncul, antara lain berupa nyeri perut dan demam. Komplikasi sirosis pada susunan saraf pusat dapat berupa ensefalopati hepatik, yaitu kelainan neuropsikiatri karena gangguan detoksifikasi oleh hati. Pasien mula-mula mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau sukar untuk tidur, kemudian kesadarannya terganggu hingga berlanjut menjadi koma. Gangguan fungsi ginjal juga dapat terjadi sebagai komplikasi sirosis yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin. Komplikasi sirosis yang sering dijumpai adalah varises esofagus atau pelebaran pembuluh darah yang berada di kerongkongan sehingga bila tekanan semakin tinggi dapat berakibat pecah pembuluh darah.
Dokter Anda akan melakukan terapi berdasarkan penyebab yang mendasari dan seberapa parah kerusakan hati yang ada yaitu dengan terapi obat-obatan yang harus dikombinasi dengan terapi tanpa obat-obatan. Berikut ini akan dipaparkan mengenai terapi tanpa obat-obatan bagi pasien dengan strosis hati:
1. Diet seimbang. Insiden malanutrisi sering terjadi karena penyakit sirosis dapat mengambil nutrisi dan tubuh dan otot sehingga otot menjadi kecil. Diet pada hal ini berarti mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi beserta menu makanan yang baik untuk hati. Kalori yang dianjurkan adalah 35-40 kkal/KgBB ideal dengan protein 1.2-1.5/KgBB/hari.
2. Aktivitas fisik. Aktivitas fisik seperti berolahraga dapat mencegah pengecilan ukuran otot (atrofi otot) dan sehat untuk tubuh.
3. Stop konsumsi alkohol. Untuk melindungi hati, Anda harus berhenti minum alkohol. Hal ini mungkin dapat menjadi hal yang tidak mudah, terutama bila Anda ketergantungan alkohol. Bila kesulitan, konsultasikan diri ke dokter.
4. Pembatasan obat-obatan yang berbahaya bagi hati (hepatotoksik) dan ginjal (nefrotoksik). Setiap obat memiliki efek samping, tetapi bermanfaat bila digunakan sesuai anjuran dari dokter. Terdapat beberapa obat yang justru dapat berbahaya bagi hati dan ginjal di mana dapat memperparah kerusakan hati dan ginjal yang mempengaruhi perjalanan penyakit sirosis.
Penyakit sirosis hati tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati. Dengan pengobatan yang adekuat, kerusakan hati lebih lanjut dapat dicegah, komplikasi menjadi berkurang, dan kualitas hidup menjadi lebih baik. Konsultasikan dengan dokter untuk mengendalikan kondisi sirosis hati agar selalu stabil dengan komplikasi yang rendah.
Kami harap Anda sehat senantiasa.
Dapatkan info kesehatan RS St. Carolus di Harian KOMPAS setiap hari Minggu