Sudahkah Anda Menjadi Dewasa Berpola Hidup Sehat? (Bagian 1)

dr Cindy MBiomed SpPD dan Adriel Wiemputra Wangsa SKed

PENYAKIT yang kini sedang marak menjadi topik pembicaraan adalah masalah infeksi akut. Namun, perhatian mengenai penyakit non-infeksi (penyakit tidak menular) janganlah dilupakan.

Perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Penyakit tidak menular seperti stroke, penyakit jantung koroner, kanker, dan diabetes telah menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, pada 2018, penyakit tidak menular di Indonesia menunjukkan angka kematian yang cukup tinggi, sebesar 73 persen yang 35 persen di antaranya disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut WHO, sehat merupakan suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang bukan sekadar bebas dari penyakit dan kecacatan. Seseorang tidak sepenuhnya sehat jika hanya memiliki tubuh yang bugar, tetapi harus juga sehat secara mental dan spiritual.

Seseorang dikatakan memiliki pola hidup tidak sehat apabila jarang melakukan aktivitas fisik, jarang mengonsumsi buah dan sayur, sering mengonsumsi gorengan dan makanan berlemak, minum minuman bersoda, merokok, minum alkohol, dan sering berada dalam kondisi penuh beban pikiran/stres (misalnya bekerja lebih dari 10 jam per hari). Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap kegemukan, gangguan pencernaan, penyakit jantung, kanker, stroke, kerusakan organ dalam, hingga kematian.

Demi mewujudkan pola hidup sehat, pemerintah menggalakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang terdiri atas tujuh langkah. Di antaranya, melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, menjaga kebersihan lingkungan, dan menggunakan jamban dengan baik utk buang air kecil dan besar. Pada tahap awal, Germas berfokus pada tiga kegiatan, yakni melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta memeriksakan kesehatan secara rutin.

WHO sendiri menganjurkan agar orang dewasa usia 18–64 tahun untuk berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang (contohnya berenang, bermain basket, dan bersepeda), dengan durasi minimal 10 menit setiap sesi. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan jantung dan paru, meningkatkan kekuatan otot, memelihara kesehatan tulang, mengurangi risiko penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, stroke, kanker), serta menurunkan risiko depresi. Berat badan ideal juga dapat dicapai dengan adanya olahraga rutin.

Diet yang sehat dan seimbang juga membantu mencegah malanutrisi dan mengurangi risiko penyakit tidak menular. Poin-poin utama dalam diet yang sehat menurut WHO adalah menjaga keseimbangan kalori, membatasi asupan lemak, mengganti lemak jenuh menjadi lemak tidak jenuh, menghindari lemak trans, serta membatasi asupan gula dan garam.

Adapun yang dimaksud menjaga keseimbangan kalori, yaitu asupan kalori harus diimbangi dengan pengeluaran kalori seperti dengan aktivitas fisik. Penurunan berat badan yang merupakan hasil dari diet dan aktivitas fisik yang seimbang akan berdampak baik pula dalam menurunkan lemak jahat (LDL) dan meningkatkan lemak baik (HDL).

Kami harap Anda sehat senantiasa. (Bersambung)
 

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.