Stres adalah kondisi umum yang pastinya pernah terjadi pada setiap orang dengan tingkat yang berbeda. Ada yang masih mengalami stres ringan, tetapi ada juga yang mengalami dalam tingkat lebih serius. Namun, apakah stres membutuhkan perawatan dokter? Berikut ini pembahasan lebih lanjutnya.
Mengenal Apa Itu Stres dan Gejalanya
Stres adalah respon alami tubuh ketika Anda mengalami perubahan, tekanan, atau situasi yang terasa mengancam. Pada saat itu, tubuh akan mengaktifkan mekanisme fight or flight, yang di mana tubuh akan melepaskan hormon katekolamin untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi yang tidak menyenangkan dan membuat Anda siap untuk bertindak.
Hormon katekolamin merupakan hormon yang berfungsi sebagai neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang berperan membawa pesan antar sel saraf. Pelepasan hormon ini sebagai respon stres akan menyebabkan munculnya beberapa gejala, yaitu:
- Pupil mata melebar, sehingga membuat penglihatan terasa lebih tajam agar Anda lebih bisa mewaspadai kondisi sekitar.
- Kulit yang terlihat pucat atau memerah, karena aliran darah dialihkan ke otot, kaki, tangan, dan otak.
- Detak jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat untuk mempersiapkan tubuh merespon adanya bahaya.
Respon fight or flight sangat bermanfaat untuk mempersiapkan tubuh mengambil tindakan cepat saat berada di kondisi yang tidak menyenangkan, baik itu adanya ancaman maupun tekanan. Meskipun begitu, stres yang berkepanjangan juga berdampak negatif karena dapat menimbulkan berbagai gejala lain yang berpotensi mengganggu keseharian Anda, antara lain:
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit tidur
- Emosi yang tidak stabil
- Perubahan pola makan
Gejala maupun respon fisik yang muncul pada saat seseorang mengalami stres mungkin bisa berbeda pada setiap orang. Namun, berbagai gejala di atas adalah yang umum dialami saat sedang stres.
3 Jenis Stres
Berdasarkan tingkatan dan periode berlangsungnya, stres dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
- Stres akut: Stres yang hanya berlangsung jangka pendek. Misalnya ketika Anda menemui sesuatu yang memicu fobia. Ketika pemicunya hilang, maka respon fight or flight akan terhenti dan stres yang Anda alami menghilang dengan sendirinya.
- Stres akut episodik: Stres yang berlangsung secara berulang sehingga tubuh tidak sempat pulih. Biasanya stres seperti ini terjadi akibat tekanan pekerjaan.
- Stres kronis: Stres yang berlangsung terus menerus tanpa henti dalam jangka panjang, bisa hitungan bulan hingga tahun. Biasanya stres seperti ini terjadi akibat masalah keluarga atau situasi lain yang membuat Anda sulit untuk keluar atau melarikan diri.
Cara Mengatasi Stres
Stres jangka pendek umumnya dapat diatasi secara mandiri. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengelola stres:
- Cukup tidur
- Buat jadwal rutin
- Berinteraksi dengan orang sekitar
- Mengatur pola makan (menu dan porsi makan)
- Rutin berolahraga
- Batasi menghabiskan waktu pada media (TV, radio, maupun media sosial)
Stres Berkepanjangan, Perlukah ke Dokter?
Jika stres akut dapat diatasi secara mandiri, bagaimana dengan stres akut episodik dan juga stres kronis? Apakah kondisi tersebut membutuhkan bantuan tim medis?
Jawabannya adalah iya, ketika stres yang Anda alami tidak juga hilang setelah mencoba mengelolanya sendiri, menandakan Anda membutuhkan bantuan tim medis di rumah sakit umum Jakarta untuk menanganinya. Beberapa tanda Anda membutuhkan bantuan tim medis adalah:
- Stres mulai mengganggu aktivitas keseharian
- Anda mulai terkena penyakit fisik akibat stres, seperti GERD.
- Mengalami insomnia berkepanjangan.
- Penyebab stres lebih dari satu.
Stres berkepanjangan yang tidak ditangani secara tepat dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Jika Anda sedang berada di bawah tekanan atau situasi kurang menyenangkan yang membuat stres dan merasa kesulitan untuk menanganinya sendiri, bisa mengunjungi dokter spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit St. Carolus untuk melakukan konsultasi. Semua tindakan medis untuk menangani masalah Anda akan dilakukan oleh profesional untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi Anda.
